Belajar dari Seorang Tukang Mabel

Tingginya pendapatan dan perkembangan ekonomi regional yang baik merupakan dambaan bagi walikota maupun masyarakat yang ada di dalamnya. Untuk tercapainya hal tersebut sebuah kota membutuhkan leadership yang baik bagi setiap pemimpinnya. seperti kata-kata yang sering kita dengar 'baik buruknya seorang anak di tentukan oleh orang tua yang mendidiknya'.
'Wali Kota Solo Joko Widodo'
Mengubah mental dilayani menjadi melayani, hal tersebut yang telah dilakukan oleh wali kota solo Joko Widodo.Walaupun dalam penerapan di masyarakat hal tersebut agak sedikit mengalami kesulitan. Tapi Wali kota solo hinnga tahun 2015 ini tidak menyerah dan tetap melakukan hal tersebut di masyarakat. Terbukti pada pelayanan pembuatan kartu tanda penduduk yang hanya membutuhkan waktu 1 jam dengan biaya Rp 5.000 dan pengurusan izin yang sudah bisa dilakukan secara one stop services yang cepat serta transparan termasuk berapa biaya yang dikeluarkan. Hai ini dapat terjadi karena kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo yang rutin melakukan pelatihan kepada pegawainya hingga berbulan-bulan hingga menjadi pegawai yang memenuhi standar (profesional).

Perubahan mental itulah yang dilakukan oleh Joko Widodo dalam mengemudikan Kota Solo. Dengan bermodalkan pribadi yang sederhana dan berprinsip kerja hanya untuk rakyat menjadikan beliau dekat dengan rakyat, bahkan karena  kesederhanaanya, mobil yang digunakannya-pun bekas pejabat sebelumnya. Pola pikir yang sederhana dan prinsip yang mengatasnamakan kesederhanaan itulah yang diterapkan di segala aspek pekerjaanya. Langkah besar lainnya yang patut menjadi contoh bagi wilayah lain adalah bagaimana beliau memindahkan ratusan pedagang kaki lima (PKL) yang sudah puluhan tahun berjualan dan tinggal di daerah Banjarsari, tanpa adanya kekerasan. Para pedagang itu secara sukarela pindah ke tempat baru dengan hati gembira bahkan dilakukan dengan arak-arakan. Contoh lainnya ketika yang lain bangga memamerkan berapa hipermart yang sudah diresmikan, beliau justru lebih suka memberdayakan pasar tradisional, alasannya karena selain memberi manfaat pada masyarakat juga memberikan pemasukan besar buat Pemkot Solo.

Dalam menjalankan kebijakannya Joko Widodo juga menerapkan 3 prinsip lain selain hal di atas, yaitu :
  • Membangun pencitraan dengan cara menerapkan pengalaman dalam berbisnis yang berupa manajemen sebuah produk.
  • Branding terbangun.
  • Manajemen costumer.